Life Lessons

Thursday, September 23, 2010
Dear diary, aku mau share tentang pelajaran berharga yang aku dapatkan di hari ini.

Kamu tahu diary, kuliah aku sudah mau kelar. Dan di akhir semester, ad yang namanya skripsi, sebagai tugas akhir kuliah sebagai suatu syarat utk dapat gelar kesarjanaan. Dan ini artinya masa kuliah ku akan segera berakhir, usiaku semakin bertambah dewasa, dan tahap kehidupanku juga akan berbeda.

Minggu ini minggu pertama masuk kuliah untuk semester 7. Setelah liburan selama 3bulan 2minggu, sekarang kembali lagi ke dunia kampus. Salah satu mata kuliah untuk hari ini adalah Character Building 4. Untuk para pencinta blog ku yang non binusian, CB ini adalah mata kuliah wajib dan hanya ada di Binus (sejenis budi pekerti).
Karena dosen selalu berbeda, jadi agak deg2an sih dosen seperti apa ya yg akan ngajar di semester ini..
Tapi akhirnya aku bisa bersyukur juga dapat dosen yg ini biarpun tugasnya cukup buanyak..

Ntah kenapa apa yg di share sama dosen tadi sangat menyentuh dan menginspirasi diriku.
Beliau bicara tentang waktu. Tuhan kasih 24 jam setiap harinya. Menurut kalian, apakah itu cukup?
Apalagi anak muda zaman sekarang yang tidur selalu minimal jam 8-9jam.

Lalu kalau begitu, 24-8 = 16 jam.
kita tahu kondisi kemacetan di jakarta bisa sekitar 2 jam. 16-2 = 14 jam.
Kuliah maksimal 4 sks perhari, 14-4 = 10 jam.
Belum lagi ditambah dengan kegiatan yang tidak jelas setiap harinya.
Jadi total maksimal bagi hidup anak muda itu ada 4jam.
Bagaimana bisa menghargai waktu dengan gaya hidup seperti itu? *perhitungan diatas berlaku utk mahasiswa/i pada umumnya.

Lantas, dengan kebiasaan seperti itu (terlalu byk tidur, waktu luang yang tidak jelas, dll) apakah akan berdampak baik ketika sudah kerja nantinya?
Mengenai gaji, mungkin kalian pikir gaji 3 juta, 5 juta perbulan sudah besar. Padahal tidak sama sekali. Apalagi mengingat orang tua kalian, ketika kita uda kerja nanti, umur mereka berapa? Lets say uda 50 tahunan. Apa mereka akan sehat2 saja sama seperti waktu muda? Apa mereka ud pensiun? Bagaimana dengan biaya rumah sakit untuk cek kesehatan mereka?
Biaya hidup mereka? Gaji 10 juta perbulan pun tidak akan cukup.

Indonesia adl negara konsumtif. Gaya hidup sekarang sama yang dulu sudah sangat berbeda.
Dulu kalau mau minum kopi, tinggal ke warung depan dan beli kopi seharga Rp 2000.
Zaman sekarang, minum kopi ke starbucks.
Dulu kalau sakit, beli obat di warung paling besar Rp 20.000.
Sekarang, sakit sedikit saja pergi ke Rumah Sakit yang elit.
Dulu kalau mau makan nasi, beli seadanya di warung atau masak secukupnya.
Sekarang, tinggal ke mall, dan pilih mau burger king, pizza hut, etc..

Tuntutan dan gaya hidup sudah berbeda sekali. Mungkin dulu jumlah pelamar kerja bisa berbanding sama. Yang melamar 100 orang, yg keterima bisa 20-50 org.
Kalau sekarang? Yang melamar 50.000 org, yang diterima sama aja, tetap 20-50 org.

Maka, saran dari beliau, selain memiliki kepribadian yang baik dan time management yang baik, kita jg harus memiliki suatu keahlian dan fokus akan itu. Lebih baik punya beberapa keahlian, tapi berkualitas. Jadi dengan itu kita akan jadi master dalam bidang itu, ada spesialisasi di lingkungan umum.

Thanks sir, atas sarannya bagi kami, generasi muda. its inspiring :)

Lalu, bicara soal skripsi, jujur, aku punya rasa gelisah kalau memikirkannya. Itu menjadi sebuah beban. Aku ga tau, apa aku terlalu memikirkan tuntutan untuk mendapatkan yang terbaik, sehingga ini mjd beban bagiku. Maklum, baru mau memulai. Masih perlu banyak mencari tahu.
Tapi Tuhan memang baik, dia mengingatkanku, mengajarku, membuatku tenang dan percaya kalau aku pasti bisa. Lewat teman2ku, keluargaku, dan pasangan hidupku, Dia telah menguatkanku.
Tadi saat pasanganku telp, mungkin krn ad ikatan batin, dia tahu apa yang kurasa, yg ku khawatirkan, dia bilang bahwa setiap kita bangun dan sebelum tidur, kita perlu mengucapkan kalimat afirmasi seperti :
"Aku sangat bahagia dan bersyukur karena aku sangat sukses dalam segala sesuatu yang aku lakukan"
"Aku sangat bahagia dan bersyukur karena aku menyambut kelimpahan, dan kelimpahan menyambutku"
"Aku sangat bahagia dan bersyukur karena uang adalah milikku, utk diterima, ditanam, bertumbuh dan dibagikan"
"Aku sangat bahagia dan bersyukur karena ...."

Alhasil aku sangat merasa lega mendengarnya. Kata afirmasi yang positif ini manjur rupanya. Aku mulai optimis kembali, and believe that I can.
Dan menurut buku "Problem Solving 101" yang pernah dibacanya, bilang bahwa kita hendaknya janganlah cemas, asal kita tahu apa tujuan kita dan apa yang sudah kita lakukan selama ini utk mengejarnya.
Yup, aku jadi sadar, aku tau tujuanku apa, dan slama ini aku sudah do the best dalam melakukan tahap2nya.
Jadi, sekarang aku mau menjadi sangat bahagia dan mengucap syukur dalam segala hal positif dan kesuksesan dalam hidupku. Aku mau mengatur hidupku lebih baik lagi.

Thanks God. You're my saviour..
Thanks Yosen ge :) ♥
Thanks my family,
Thanks my friends,
Thanks my diary..

3 comments:

You Sheng said...

Jia You! Believe in yourself, nothing is impossibe!

Anonymous said...

cc kyknya dosen kita sama deh :D
Jia You bwt skripsinya ! always remember God in all things and believe in God !

Ermitia_zhuzhu said...

@ge2: Yes. Xie2 ge for always support me ^^

@aji: Wah kebetulan skali dosen kita sama ji.hehe.. Iya, kmu juga jia you buat kuliahnya y. Believe in God. Thanks ji..:)

Post a Comment