What you must know about Chatolic

Wednesday, June 9, 2010

Mengapa umat Katolik berdoa kepada Santa Perawan Maria?
1. Maria adalah Bunda Allah
Katolik percaya bahwa Allah tidak terikat oleh suatu kewajiban apapun untuk memiliki seorang ibunda. Jika Yesus mau dilahirkan seperi Sun Go Kong dari batu, atau tiba-tiba muncul sebagai pria dewasa, Ia sanggup. Hanya saja Allah memilih untuk memiliki seorang ibunda. Ia memilih untuk memperkenankan tubuh manusiawi-Nya dibentuk dalam rahim seorang wanita.
Ia memilih untuk memperkenankan ibunda-Nya melahirkan-Nya ke dunia sebagai seorang bayi kecil mungil. Ia memilih untuk mengijinkan ibunda-Nya menyusui-Nya, menggendong-Nya dalam pelukannya, melindungi-Nya dari mara bahaya, dan mengajari-Nya seperti layaknya seorang anak diajari oleh orang tuanya: berjalan, berbicara dan berdoa.
Ia memilih untuk memberikan kepada Maria kuasa atas Diri-Nya yang hanya dapat dinyatakan dengan cinta.2. Maria adalah Bunda Seluruh Umat Manusia
Katolik percaya bahwa Putra Allah memilih untuk datang ke dunia melalui seorang ibunda agar ibunda-Nya itu dapat menerima pula segenap anak manusia yang berdosa sebagai saudara-saudari-Nya.
Ia memberikan teladan bagaimana bunda-Nya harus dihormati dan dikasihi. Ia mempersiapkan bunda-Nya sebagai bunda seluruh umat manusia dengan memintanya untuk menanggung segala bentuk
penderitaan yang mungkin, dan dengan demikian, mengajarkan kepadanya untuk menaruh belas kasihan pada segala bentuk penderitaan anak-anaknya.
Jika ibunda-Nya itu adalah Bunda bagi Dirinya Sendiri, pastilah Ia membebaskannya dari penderitaan, karena itu Ia mempunyai kuasa untuk melakukannya dan karena Ia mencintai Bunda-Nya dengan ksih yang tak terbatas. Ia mengadakan mukjijat-Nya yang pertama di hadapan publik atas permintaan Bunda-Nya, dan menjelang ajal-Nya, Ia mengingatkan Bunda-Nya bahwa ia telah dipersiapkan sejak semula untuk menjadi bunda bagi seluruh umat manusia.

3. Doa Salam MariaDi dalam Perjanjian Baru, tertulis bahwa Allah menyuruh malaikat Gabriel menemui Maria. Malaikat itu berkata : ” Salam, hai engkau yang dikarunia. Tuhan menyertai Engkau….Sesungguhnya engkau akan mengandung dan akan melahirkan seorang anak laki-laki dan hendaklah engkau menamai dia Yesus ”
Mari bandingkan dengan doa Salam Maria : “Salam Maria penuh rahmat Tuhan sertamu, terpujilah engkau di antara wanita dan terpujilah buah tubuhmu Yesus.”
Pada kalimat kedua Doa Salam Maria : “Santa Maria, Bunda Allah doakanlah kami yang berdosa ini sekarang dan waktu kami mati. Amin,”
Kalimat ini menyerupai kalimat yang akan kita ucapkan pada saat kita bertemu pastur, suster, pendeta, atau teman untuk mendoakan kita supaya lulus ujian, sehat, dapat jodoh, sukses, dll.


Mengapa Umat Katolik tidak membawa Alkitab ke Gereja ?

Kalau kita perhatikan, umat Gereja Katolik tidak membawa Alkitab setiap hari Minggunya, sedangkan umat Gereja Kristen lain wajib membawa Alkitab.

Pada Gereja Katolik, misa pada setiap hari Minggunya merupakan perayaan Ekaristi dimana pada misa itu kalo kita mengamati, semua perkataan yang diucapkan oleh Pastur maupun umat adalah pengulangan dari kata-kata di Alkitab.

Jika Anda memperhatikan maka Anda bisa mengetahui bahwa semua urutan perayaan Ekaristi mempunyai arti, begitu juga dengan semua kata yang ada di misa.
Jika Anda mengecek presentase pengulangan kata-kata yang terdapat di Alkitab pada suatu perayaan Ekaristi, maka Anda bisa menemukan bahwa angka itu cukup besar, yaitu +/-80%
Contoh :
2 Kor 13:13
“Semoga rahmat Tuhan kita Yesus Kristus, cinta kasih Allah, dan persekutuan Roh Kudus beserta kita.”Mzm 123:3; Yes 33:2
“Tuhan, kasihanilah kami.”

Mat 20:30-31, Luk 17:13“Kristus, kasihanilah kami.”

Luk 2:14
“Kemuliaan kepada Allah di surga, dan damai di bumi bagi orang yang berkenan kepada-Nya.”
Why 4:8
“Kudus, kudus, kuduslah Tuhan, Allah segala kuasa.”

Luk 22:19“Inilah tubuh-Ku yang dikurbankan bagimu.”
Mat 26:28
“Inilah piala darah-Ku, darah perjanjian baru dan kekal, yang ditumpahkan bagimu dan bagi semua orang demi pengampunan dosa.”
Mat 6:9-13
“Bapa kami yang ada di surga…”
1 Pet 5:14“Damai Tuhan kita Yesus Kristus beserta kita.”

Yoh 1:29
“Anak Domba Allah yang menghapus dosa dunia.”
Why 19:9
“Berbahagialah kita yang diundang ke perjamuan-Nya.”
Mat 8:8“Ya Tuhan, saya tidak pantas Engkau datang kepada saya, tetapi sabdalah saja maka saya akan sembuh.”

2 Kor 9:15“Syukur kepada Allah”



Tata Gerak Tubuh dalam Perayaan Ekaristi
Pada perayaan Ekaristi, kita sering sekali melakukan gerakan tubuh, entah itu berdiri, duduk, berlutut, mencium, dll. Apakah arti dari semua itu ? Apakah Anda bertanya-tanya mengapa kita melakukan ini pada saat perayaan Ekaristi. Semua gerakan tubuh tersebut mempunyai makna.

Tata gerak dan sikap tubuh para Imam, Diakon, para pelayan dan jemaat yang seragam menandakan kesatuan seluruh jemaat yang berhimpun untuk merayakan Liturgi Suci. Dipercaya bahwa sikap tubuh yang sama membangun dan mencerminkan sikap batin yang sama pula.
Dengan demikian, dipercaya juga bahwa jika dilakukan dengan baik maka seluruh perayaan akan memancarkan keindahan dan kesederhanaan yang anggun, partisipasi seluruh jemaat ditingkatkan dan makna aneka bagian perayaan dipahami secara tepat dan penuh.
Gerakan tubuh ini bisa berbeda di beberapa daerah, mengikuti budaya setempat.

Berkumpul di Gereja untuk merayakan misa, mempunyai arti bahwa kita adalah satu keluarga di dalam Gereja dalam nama Bapa, Putra dan Roh Kudus. Liturgi mengundang kita untuk menemukan kembali panggilan kita, yakni tumbuh dalam kesatuan, menjadi umat Allah, berkarya dengan dan bagi saudara-saudari dalam perayaan yang dinamis.
(“Sebab dimana dua atau tiga orang berkumpul dalam namaKu, di situ Aku ada di tengah-tengah mereka” – Mat 18:20)

Berdiri mengungkapkan kegembiraan jemaat, gembira atas kebersamaan dan persaudaraan didalam Kristus. Berdiri menyatakan keyakinan dan perasaan yang utuh, jiwa yang siaga di hadapan Allah, siap bertemu dan berdialog dengan Allah. Kita berdiri untuk menghormati Allah, menunjukkan rasa syukur dan keakraban dengan Allah. Berdiri juga mengungkapkan persaudaraan yang hidup, yang dipersatukan bagi dan oleh Allah.

Maka, pada saat menyatakan iman (syahadat) dan Doa Syukur Agung, kita mengakui secara terbuka bahwa wafat dan kebangkitan Kristus (Misteri Paskah) adalah dasar kehidupan kita. Inilah dasar kegembiraan kita. Kegembiraan Paskah mengantar perjalanan kita menuju Allah.

Duduk mempunyai arti yang cukup luas. Duduk bisa menggambarkan bahwa ia sedang mendengarkan atau mencerna suatu pesan. Pada saat duduk, kita berharap agar Tuhan berbicara atau menyatakan diriNya pada kita. Ini adalah saat epiklesis juga. Dengan duduk kita siap menyambut sabda-sabda Allah dengan hati terbuka. Kita berharap agar sabda Allah sungguh menyirami dan menyegarkan hati kita.

Duduk berarti kesediaan untuk saling mendengarkan, saling berbagi pengalaman, saling mempersatukan diri. Duduk menerbitkan rasa damai, aman, percaya karena kita memang sedang bersatu dengan Allah. Maka tidak heran posisi duduk kita jumpai pada saat pembacaan Alkitab, mazmur tanggapan, homili, dll.

0 comments:

Post a Comment